MENGENAL ALLAH DAN FIRMANNYA (18/90) Pedoman Saaat Teduh ( Hari Ke-18 dari 90 Hari)
"MENYESALLAH ALLAH" 1 SAMUEL 15:22-29 Amos 7:1-3
"la bukan manusia yang harus menyesal."
Berdasarkan pandangan sepintas lalu, mungkin terlihat bahwa bagian-bagian di mana dinyatakan bahwa Allah "menyesal" atau mengubah pikiran-Nya adalah berkontradiksi dengan bagian-bagian Alkitab yang mengajarkan ketidakberubahan Allah. Akan tetapi banyak rujukan kepada perihal Allah yang "menyesal" sebenarnya adalah contohcontoh yang jelas dari gaya bahasa yang dinamakan "antropomorfisme." Sebagai contoh, di dalam nubuatan Amos, nasihat-nasihat diselingi oleh penglihatan-penglihatan yang beberapa di antaranya menyatakan akan tibanya malapetaka yang dahsyat. Pada awal pasal ketujuh, terhhat dua hukuman yang sangat destruktif. Pada ayat 1-3 Amos mendapatkan sebuah penglihatan mengenai hancurnya semua produktivitas tanah itu oleh wabah belalang. Dia memohon, "Tuhan ALLAH, berikanlah kiranya pengampunan! Bagaimanakah Yakub dapat bertahan?" (ay. 2). "Maka menyesallah TUHAN karena hal itu. 'Itu tidak akan terjadi,' firman TUHAN." Peristiwa ini disertai sebuah penglihatan tentang penghancuran atas lautan dan daratan oleh api. Amos kembali memohon (ay. 5), "Tuhan ALLAH, hentikanlah kiranya! Bagaimanakah Yakub dapat bertahan? Bukankah is kecil?" Dan kembali, "...menyesallah TUHAN karena hal itu. inipun tidak akan terjadi,' firman Tuhan ALLAH."
Jelas bahwa kedua penglihatan ini harus dipandang sebagai satu keutuhan. Ajarannya bukanlah bahwa Allah mengubah pikiran-Nya, melainkan bahwa kehancuran-kehancuran seperti itu merupakan hukuman yang adil, meskipun pada saat yang sama Allah adalah murah hati.
Ini merupakan pemahaman yang benar karena nubuatan Amos sebagai satu keutuhan secara konsisten menerapkan rencana Alkitab yang sempurna dan tidak berubah, yang membawa kepada kerajaan yang kekal dan penuh berkat (pelajari Amos pasal 9).
Dalam bahasa modern pun kita memiliki penggunaan yang sejajar dengan gaya bahasa di atas, khususnya di dalam memberikan peringatan-peringatan mengenai hukuman, di mana natur peringatan yang bersyarat itu tidak diungkapkan tetapi dipahami dengan jelas. Saya kadang berkata kepada anak-anak yang ribut, "Saya akan menghukum kalian sebentar lagi," dan keributan itu mereda karenanya. Anak-anak maupun orang dewasa mengetahui perbedaan antara sebuah peringatan dan sebuah pernyataan tentang hukuman jika keputusan final telah tercapai. Hal ini adalah benar meskipun syarat-syarat yang dilekatkan kepada peringatan itu tidak diungkapkan tetapi hanya dipahami.
RENUNGKAN Allah tidak pernah berkontradiksi dengan diri-Nya sendiri.
DOAKAN Tuhan, tolonglah aku agar jangan pernah mempertanyakan hikmat atau tindakan-tindakan-Mu.
|