DARI BUKU ALAM KE BUKU KALAM PDF Print E-mail
Written by Buswell, T Tow & J Khoo   
Wednesday, 17 August 2011 19:32

 

DARI BUKU ALAM KE BUKU KALAM


A Systematic Theology

In the

Reformed and Premillennial Tradition

of J Oliver Buswell

By

Timothy Tow and Jeffrey Khoo

http://febc.edu.sg/assets/pdfs/febc_press/Theology_for_Every_Christian.pdf

diterjemahkan oleh Peter Yoksan 


Kita telah belajar dari Roma 1 bahwa terang dari wahyu-alam (yaitu alam ciptaan TUHAN) sudah memadai untuk membawa kembali manusia yang telah jatuh ke dalam dosa kepada Allah. Tetapi dengan penyangkalan mereka yang dengan sengaja dan imajinasi yang sia-sia, jantung bodoh manusia telah digelapkan. Mereka bukannya menyembah TUHAN Allah Mahakuasa, sebaliknya mereka berpaling kepada penyembahan terhadap benda-benda yang telah diciptakanNya. Ini adalah penyembahan berhala yang nyata. Hal ini menyebabkan kekejian di mata Sang Mahakuasa. Supaya manusia dapat dipimpin ke jalan benar, Allah harus secara khusus mewahyukan Diri Sendiri. Dia melakukan ini dengan membuka mulutNya untuk berbicara kepada manusia. Ini merupakan terang dari wahyu-khusus (yaitu Firman Allah).


 

Allah pertama-tama berbicara kepada Adam. Walaupun manusia telah terpisah dariNya karena dosa, Allah terus-menerus berbicara melalui orang-kudus pilihan – kepada Henok, kepada Nuh, kepada Abraham, kepada Ishak dan Yakub, kepada Yusuf, kepada Musa, kepada para raja seperti Daud dan Salomo dan kepada ke 16 nabi. Apakah seperti Ia berbicara dengan mulut ke mulut seperti Musa (Bilangan 12:8) atau melalui theophanies dan visi-visi seperti kepada Abraham (Kejadian 15:1; 18:1-15), atau melalui mimpi-mimpi kepada Yusuf (Kejadian 37:5), atau ke dalam telinga Samuel (1 Samuel 9:15), mereka yang menerima wahyu-wahyu ini yakin bahwa wahyu-wahyu itu datang dari Allah Mahakuasa. Mereka menerima wahyu-wahyu itu dengan sikap penuh hormat.

 


Supaya terpelihara Firman Allah yang diwahyukan secara bertahap (progresif) kepada manusia selama berabad-abad, Allah pertama-tama telah menunjuk Musa untuk menulis Pentateuch, atau Taurat atau Hukum (Musa). Orang-orang kudus lainnya seperti Daud telah menulis Mazmur dan Salomo menulis Literatur Hikmat. Buku-buku lainnya dalam Perjanjian Lama telah ditulis oleh 4 nabi mayor dan 12 nabi minor. Semua ini terdiri dari 39 buku Perjanjian Lama. Ke 39 buku Perjanjian Lama bukan hanya telah diterima sebagai Firman Kudus Allah oleh orang Yahudi tetapi juga telah disahkan oleh TUHAN Yesus Kristus (Matius 5:17-19; Lukas 24:44).



Ke 27 kitab dalam Perjanjian Baru telah ditulis oleh para Rasul dan asosiasi dari para Rasul. Mereka telah menerima wahyu yang sama seperti yang telah diterima oleh para penulis Perjanjian Lama sesuai yang dikatakan oleh Rasul Paulus tentang gereja adalah, “dibangun di atas fondasi para rasul [Perjanjian Baru] dan para nabi [Perjanjian Lama], Yesus Kristus Sendiri sebagai batu penjuru” (Efesus 2:20). Satu-satunya fondasi gereja adalah Yesus Kristus dan FirmanNya.

 

Last Updated on Thursday, 18 August 2011 17:35
 
Share