Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. (Eph 1:3-4) |
NATUR DARI KEHENDAK ALLAH |
![]() |
![]() |
![]() |
Written by Buswell, T Tow & J Khoo | |||
Wednesday, 17 August 2011 20:22 | |||
NATUR DARI KEHENDAK ALLAH
A Systematic Theology In the Reformed and Premillennial Tradition of J Oliver Buswell By Timothy Tow and Jeffrey Khoo Kehendak-kehendak Allah tidak pernah mempunyai awal. Jika kehendak-kehendakNya telah terjadi karena proses waktu dan kejadian-kejadian (events), maka Dia bukanlah mahatahu. Karena itu kita diberitahu bahwa panggilan kepada kita dalam Kristus, “sesuai dengan tujuan dan anugerah dari DiriNya Sendiri yang telah diberikan kepada kita di dalam Kristus Yesus sebelum dunia berawal (artinya sebelum eksistensi waktu)” (2 Timotius 1:9). Dengan cara yang sama, Yesaya berkata, “TUHAN tentara-tentara sorga [YHWH tsebaot] telah bersumpah (dengan) berkata, Sesungguhnya seperti yang Aku pikirkan, demikianlah hendaknya terjadi; dan seperti yang telah Kukehendaki, demikianlah seharusnya terjadi” (Yesaya 14:24). “Ingatlah hal-hal yang lampau di zaman purba: karena Aku adalah Allah, dan tidak ada yang lain; Aku adalah Allah, dan tidak ada yang seperti Aku, Mendeklarasikan akhir sejak permulaan, dan sejak purbakala hal-hal yang belum terjadi, berkata, Nasehatku haruslah terlaksana, dan Aku akan melakukan segala kesukaanku” (Yesaya 46:9-10).
Kehendak-kehendak Allah tidak berubah bahkan sampai masa kekal yang akan datang. “Nasehat TUHAN bertahan hingga selamanya, pikiran-pikiran dalam jantungNya sampai kepada seluruh generasi” (Mazmur 33:11). Tujuan Allah yang telah memberikan kita posisi di dalam Kristus adalah, “di segala zaman yang akan datang Dia dapat menunjukkan kepada kita kekayaan yang amat sangat dari anugerahNya di dalam kebaikanNya kepada kita melalui Kristus Yesus” (Efesus 2:7).
Karena Allah itu tidak-terhingga (infinite), kekal, dan tidak berubah (unchangable) dalam segala kesempurnaanNya, maka semua hal haruslah mengikuti hal-hal tersebut di atas sehingga kebaikan tertinggi dapat diwujudkan di dalam ciptaan yang bersifat terbatas (finite creation) sehingga Dialah yang harus selalu dimuliakan. Sehingga kasihNya, kebaikanNya, kekudusanNya, dan keadilanNya haruslah diagungkan secara-tak-terhingga oleh seluruh ciptaanNya yang merupakan tujuan berencana tertinggi dari segala kejadian yang bersifat terbatas (finite events). Seperti yang dinyatakan oleh Katekisasi Singkat Westminster, “karena kemuliaanNya Sendiri, Dia telah menentukan sebelumnya apasaja yang harus terjadi.” Apasaja yang terjadi di bumi dan yang terjadi dalam sejarah, segala hal dan seluruh kejadian akan secara mutlak menghasilkan pujian atas kemuliaan Allah.
http://febc.edu.sg/assets/pdfs/febc_press/Theology_for_Every_Christian.pdf diterjemahkan oleh Peter Yoksan
|
|||
Last Updated on Thursday, 18 August 2011 17:06 |