KEHENDAK ALLAH BERSIFAT PERMISIF PDF Print E-mail
Written by Buswell, T Tow & J Khoo   
Wednesday, 17 August 2011 21:49

KEHENDAK ALLAH BERSIFAT PERMISIF


Kehendak permisif dari Allah jelas terlihat dalam kehidupan Ayub. Pada kondisi normal, Allah tidak akan mengizinkan Ayub dilukai. Karena tuduhan dari Setan kepada Ayub bahwa hamba-Allah mengasihi Allah karena mereka diberi keuntungan-keuntungan materi, maka Allah mengizinkan Setan untuk mengambil semua hartanya termasuk nyawa-nyawa dan harta benda dari ke sepuluh putra-putrinya. Ayub mengalami ujian dan lulus dengan nilai berwarna-warni. Setan dikalahkan. Sekarang, saat Allah mengizinkan Setan membawa penderitaan kepada Ayub, Dia dengan sengaja memberi izin berdasarkan KemahakuasaanNya. Dia bukan memberikan izin karena Ia terlalu lemah untuk menolak Setan seperti seorang ayah tua yang bertoleransi memberikan jalan kepada putranya yang jahat. Bagaimana kita bereaksi saat Allah mengizinkan masalah-masalah meneror kita? Marilah kita berkata seperti Ayub, “Walaupun Dia membunuh aku, namun aku akan selalu percaya kepadaNya” (Ayub 13:15). Calvin mempunyai ungkapan yang menggugah tentang penderitaan demi nama Kristus. Lambang Calvin adalah sebuah telapak tangan menghadap ke langit dengan sebuah jantung terletak di atasnya dengan kata-kata sebagai berikut, “Jantungku aku persembahkan kepadaMu, ya TUHAN. Dengan segera dan dengan tulus-ikhlas.”

 


Ini adalah kesaksianku (Timothy Tow). Beberapa tahun lalu TUHAN mengujiku dengan trauma yang membuat aku teringat akan Ayub. Allah mengambil istriku dan putri bungsuku saat kecelakaan lalu-lintas yang terjadi saat 50 anggota gereja Life sedang menuju ke gunung Cameron Highlands. Hal ini terjadi di Senin Paskah, tahun TUHAN 1965. Walaupun kejadian sangat memukul aku dengan shock, anugerah Allah menopang aku. Kata-kata Ayub datang sebagai hiburan dan menguatkan aku pada saat yang sangat gelap. “TUHAN telah memberi, dan TUHAN telah mengambil; terpujilah nama TUHAN” (Ayub 1:21). “Walaupun Dia membunuh aku, namun aku akan selalu percaya kepadaNya” (Ayub 13:15). Aku, melalui pelajaran tentang doktrin kemahakuasaan Allah, tidak pernah punya keraguan atas tragedi yang telah menimpaku karena kehendak Allah yang bersifat permisif. Dia akan mengerjakan yang baik dari yang jahat.


 

Doktrin kehendak permisif Allah sungguh merupakan suatu penghiburan, yaitu Allah yang membuat hal-jahat menjadi kebaikan. Dengan cara seperti itulah Yusuf ketika berusia lanjut mengampuni para abang-abangnya yang telah dengan jantung fasik telah menjualnya ke Mesir. Tetapi Allah menggunakan murka mereka untuk mengungkapkan pujian kepadaNya (Mazmur 76:11). Melalui penderitaan Yusuf di Mesir, hidup dari keluarga besar Yakub dipelihara saat kelaparan-besar. Kata-kata Yusuf kepada saudara-saudaranya mengindikasikan kehendak permisif Allah “Tetapi untukmu, kamu-semua merancangkan yang jahat terhadapku, tetapi Allah selalu merencanakan itu untuk kebaikan, untuk membuat [segalanya] terlaksana, seperti pada hari ini, untuk menyelamatkan banyak nyawa” (Kejadian 50:20). Tidak ada manusia dan tidak pula Setan dapat menggagalkan rencana-baik dan kehendak-baik dari Allah.

Last Updated on Thursday, 18 August 2011 17:03
 
Share