Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. (Jeremia 17:7-8) |
PELAYANAN ROH KUDUS |
![]() |
![]() |
![]() |
Written by Buswell, T Tow & J Khoo | |||
Wednesday, 17 August 2011 22:07 | |||
PELAYANAN ROH KUDUS
A Systematic Theology In the Reformed and Premillennial Tradition of J Oliver Buswell By Timothy Tow and Jeffrey Khoo http://febc.edu.sg/assets/pdfs/febc_press/Theology_for_Every_Christian.pdf
diterjemahkan oleh Peter Yoksan Aliran-aliran air kehidupan mengalir di jantung-jantung orang percaya secara nyata menunjuk tentang kuasa Roh Kudus dalam program pengabaran Injil pada zaman sekarang. Pemuliaan TUHAN Yesus Kristus, dari sebuah studi kata “mulia” dalam Injil Yohanes, berarti korban yang dilakukan oleh DiriNya Sendiri di atas kayu salib, dan penyelesaian menyeluruh di zaman ini, dan pemberian Roh Kudus berkenaan dengan hal ini, aliran-aliran air kehidupan, mulai berlangsung sejak hari Pentakosta.
Dalam pesan perpisahan, TUHAN kerap kali menyinggung tentang pelayanan Roh Kudus. “Jika engkau-semua mengasihi Aku, taatilah perintah-perintahKu. Dan Aku akan berdoa kepada Bapa, dan Dia akan memberikan kepada kamu Penghibur yang lain, sehingga Ia akan tinggal bersama kamu untuk selamanya; Bahkan Roh kebenaran yang dunia tidak dapat terima, karena dunia tidak dapat melihat Dia, bahkan tidak mengenal Dia: tetapi kamu-semua mengenal Dia; karena Dia tinggal dengan kamu, dan akan berada di dalam kamu” (Yohanes 14:15-17). Dalam perkataan-perkataan ini kehadiran secara pribadi dari Roh secara khusus dinyatakan. KehadiranNya yang tidak kelihatan oleh mata telah terjadi untuk mengambil alih kehadiran yang tampak-mata dari Yesus di antara para muridNya.
Terdapat sebuah ungkapan terkenal, berdasarkan kesalah-pengertian atas ayat-ayat ini, terhadap pendapat bahwa Roh Kudus hanya sejak hari Pentakosta tinggal di dalam orang percaya, di mana di zaman Perjanjian Lama Roh Kudus hanya tinggal dengan dan di atas mereka. Fakta-fakta yang ada tidak memberikan dukungan kepada pendapat ini. Roh Kudus tinggal di dalam Yosua (Bilangan 27:18). Telah pula dikatakan bahwa Israel di bawah kepemimpinan Musa bahwa Allah “menempatkan Roh Kudus di dalam dia” (Yesaya 63:11). “RohKu tinggal tetap di antara [“dalam,” adalah kata-depan yang sama] kamu; janganlah kamu-sekalian takut” (Hagai 2:5). Dalam keseluruhan ayat-ayat ini kata depan (preposisi) “dalam,” bahasa Ibrani huruf beth, sama dengan kata en dalam Perjanjian Baru [en dalam bahasa Yunani = in dalam bahasa Inggris]. Roh Kudus adalah Allah, sebagai satu Pribadi Yang Hadir, dahulu hadir dan sekarang hadir dan selalu hadir di tengah-tengah umat Tuhan, di dalam jantung mereka dan di dalam pikiran mereka.
Ketika Kristus menyelesaikan pelayananNya di bumi, Dia mengambil tempatNya kembali di sebelah kanan Bapa sebagai perantara kita dan pendoa-syafaat untuk kita. Roh Kudus mengambil tempatNya di bumi sebagai Penasehat dan Pemandu kita. Yesus menghibur murid-muridNya dalam pesan perpisahanNya, “Aku mempunyai banyak hal untuk dikatakan kepada kamu, tetapi kamu-semua tidak dapat menanggungnya pada saat ini. Tetapi ketika Dia, Roh kebenaran, datang, Dia akan menuntun kamu ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang Diri Sendiri, tetapi apa saja yang Dia dengar, itulah yang akan Dia katakan: dan Dia akan menunjukkan kepada kamu hal-hal yang akan datang. Dia akan memuliakan Aku: karena Dia akan menerima hal-hal dariKu, dan akan menunjukkannya kepada kamu. Seluruh hal yang Bapa punyai adalah punyaKu: karena itu Aku berkata, dan Dia akan mengambil hal-hal milikKu dan Dia akan menunjukkannya kepadamu” (Yohanes 16:12-15).
Yesus berkata tentang Roh Kudus, “Dan ketika Dia datang, Dia akan menegur dunia [supaya insaf] akan dosa, dan akan kebenaran [justifikasi], dan akan penghakiman: atas dosa, karena mereka tidak percaya kepadaKu, akan kebenaran [justifikasi], karena Aku pergi kepada BapaKu, dan kamu-semua tidak akan melihat Aku lagi, atas penghakiman, karena penguasa dunia ini [Setan] dihakimi” (Yohanes 16:8-11).
Seluruh alinea ini kaya dengan implikasi-implikasi berikut ini: (1) Saat kita menyampaikan Injil kita dapat memiliki keyakinan bahwa Roh Kudus Sendiri, Pribadi Ilahi, akan menghasilkan teguran [untuk membuat insaf] dalam jantung dari mereka yang sedang mendengarkan. Dia akan menegur dunia akan dosa dan akan ketidak-percayaan kepada tuntasnya karya Kristus. (2) Pembenaran [justifikasi] selaras dengan karya Kristus yang sudah selesai. (3) Penghakiman akhir sedang datang dengan kepastian yang mutlak. TUHAN di sini memilih hal berkenaan dengan penghakiman akhir yang dinubuatkan dalam Kitab Suci, yaitu penghakiman puncak terhadap Setan itu sendiri (Wahyu 20:10). Seorang Kristen hidup berdasarkan pandangan tentang kejadian-kejadian [events] akhir-zaman yang akan datang yang telah ditentukan [definite], khusus, yang dinubuatkan, tetapi berlangsung di seluruh bumi. Penghukuman dari Allah pasti akan datang.
Yesus telah berjanji kepada umatNya tuntunan ilahi, Roh secara pribadi akan menyatakan kepada mereka tentang “hal-hal yang akan datang.” Penyataan hal-hal yang akan terjadi, dan tuntunan khusus yang dijanjikan dalam ayat-ayat ini, tertuju kepada pekerjaan khusus Roh Kudus dalam memberi ilham kepada penulis-penulis Kitab Suci Perjanjian Baru. Rasul Petrus berkomentar demikian, “Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam jantungmu. Yang terutama harus kamu ketahui ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang kudus Allah berbicara.”
Akhirnya, setelah kebangkitanNya, secara nyata pada petang hari kebangkitanNya, Yesus menampakkan Diri kepada murid-muridNya dan berkata: “Kemudian Yesus berkata kepada mereka kembali: ‘Damai untukmu, seperti BapaKu telah mengutus Aku, dengan demikian Aku mengutus kamu.’ Ketika Ia telah selesai mengatakan semua ini, Dia menghembuskan nafas kepada mereka, dan berkata kepada mereka: ‘Kamu-semua terimalah Roh Kudus: Barang-siapa dosanya kamu ampuni, mereka dosanya terampuni; dan barang siapa doasanya kamu nyatakan tetap ada, dosanya tetap ada.’”
Membuang dosa dan menyatakan dosa tetap ada oleh para murid Kristus lebih terang dijelaskan dalam Matius 16:19; 18:18. Pemikiran yang ada adalah bahwa murid-murid Kristus di bumi tidak memiliki kuasa di dalam diri sendiri dan bukan kuasa yang berasal dirinya sendiri, mereka memberitakan Injil dan jiwa-jiwa menerima pengampunan yang ditawarkan oleh Injil. Para murid TUHAN yakin bahwa pengampunan dosa di muka bumi telah memiliki pasangannya bila dipandang dari sudut pandang sorgawi dalam pemilihan kekal dari Allah.
|
|||
Last Updated on Thursday, 18 August 2011 16:43 |