Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. (2Co 5:21 ) Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. (Gal 3:28 ) |
KRISTUS ADALAH PUTRA ALLAH |
![]() |
![]() |
![]() |
Written by Buswell, T Tow & J Khoo | |||
Wednesday, 17 August 2011 22:10 | |||
KRISTUS ADALAH PUTRA ALLAH
A Systematic Theology In the Reformed and Premillennial Tradition of J Oliver Buswell By Timothy Tow and Jeffrey Khoo http://febc.edu.sg/assets/pdfs/febc_press/Theology_for_Every_Christian.pdf
diterjemahkan oleh Peter Yoksan Kristus dipanggil sebagai “Putra Allah” terjadi berulang kali dalam Perjanjian Baru. Alinea kunci untuk pokok ini adalah Yohanes 5:18, “Karena orang-orang Yahudi berusaha lebih keras untuk membunuh Dia, karena Dia … juga telah berkata bahwa Allah adalah BapaNya, membuat DiriNya Sendiri setara dengan Allah.” Dalam pemakaian kata orang Yahudi, istilah “Putra dari ..” tidak secara umum berimplikasi sesuatu subordinasi, tetapi lebih mengacu pada kesetaraan kualitas dan sifat identitas. “Putra Manusia,” secara khusus ditujukan pada Kristus dalam Daniel 7:13 dan secara terus-menerus dalam Perjanjian Baru, secara esensial berarti, “Wakil dari manusia.” Dengan demikian ketika Kristus berkata, “Aku adalah Putra Allah” (Yohanes 10:36) dapat dimengerti oleh orang-orang yang hidup sezamanNya bahwa Ia sedang mengidentifikasikan DiriNya Sendiri sebagai Allah, sama dengan Bapa, dan tidak ada maksud yang lain.
Dalam beberapa peristiwa di mana Keputraan Ilahi Kristus telah diproklamasikan dari sorga, sesuai dengan tulisan dalam Injil adalah hal yang bersignifikasi besar.
(1) Pada saat baptisanNya. “Dan segera setelah keluar dari air, Dia melihat sorga terbuka, dan Roh seperti burung merpati turun atasNya: Dan ada suara dari sorga, yang berkata, Engkau adalah PutraKu terkasih, terhadap Engkaulah Aku selalu berkenan” (Markus 1:10-11; bandingkan Matius 3:16-17; Lukas 3:21, 22; Yohanes 1:32-34).
(2) Pada saat transfigurasi/perubahan rupaNya, “Ketika Dia masih berbicara, lihatlah, awan yang cerah menaungi mereka: dan lihatlah suatu suara yang keluar dari dalam awan, yang berkata, Ini adalah PutraKu terkasih, terhadap Dialah Aku selalu berkenan; kamu semua harus mendengarkan Dia” (Matius 17:5; bandingkan Markus 9:7; Lukas 9:35; 2 Petrus 1:17).
(3) Sekali lagi, pada saat Ia sedang mengajar orang-banyak, sesaat sebelum penyalibanNya, Yesus berkata, “Sekarang jiwaku gelisah; dan apa yang harus Aku katakan? Bapa, selamatkan Aku dari jam ini: tetapi untuk alasan inilah Aku telah datang ke saat seperti ini. Bapa, muliakanlah NamaMu. Kemudian datanglah suara dari sorga, yang berkata, Aku telah memuliakannya, dan akan memuliakannya lagi.” (Yohanes 12:27-28). Dalam contoh di atas, kata “Putra” tidak digunakan, tetapi hubungan berdasarkan kasih (filial) secara jelas ditunjukkan dari kata-kata yang Yesus alamatkan kepada “Bapa.”
Yesus mempunyai satu Bapa saja, bukan Yusuf tetapi Allah Bapa dalam Sorga, Pribadi Pertama dalam Tritunggal Kudus (bandingkan dengan Lukas 2:23, 43, 48, 49).
|
|||
Last Updated on Thursday, 18 August 2011 16:38 |