Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.(Yohanes3:16) |
TIDAK TERHINGGA, KEKAL DAN TIDAK-BERUBAH DALAM KEKUDUSANNYA |
![]() |
![]() |
![]() |
Written by Buswell, T Tow & J Khoo | |||
Wednesday, 17 August 2011 22:18 | |||
TIDAK TERHINGGA, KEKAL DAN TIDAK-BERUBAH DALAM KEKUDUSANNYA
A Systematic Theology In the Reformed and Premillennial Tradition of J Oliver Buswell By Timothy Tow and Jeffrey Khoo
Kekudusan Allah adalah pusat dari sifat moral Allah. Kata yang umum untuk “kudus” dalam Perjanjian Lama adalah qadhosh. Arti dari akar kata adalah, “pemisahan dari, marah (hostility) kepada, segala kejahatan dan pencermaran.” Dalam Perjanjian Baru, kata yang paling umum adalah hagios, yang mempunyai arti yang sama.
Allah tentu saja kudus sempurna dari kekekalan lampau ke kekalan masa-depan. Kehendak kudus Allah menyatakan karakter kudus Allah. Ketika kita berkata bahwa Allah itu kudus, kita bermaksud bahwa kehendak Allah adalah kudus sempurna, dan bahwa kehendakNya adalah ekspresi dari karakter kudus sempurna dari Allah.
Kekudusan Allah adalah sebuah tema yang secara terus menerus dititik-beratkan dan dikatakan berulang-kali di dalam seluruh Kitab-kitab Suci. “… kamu-sekalian harus selalu kudus; karena Aku kudus … karena itu kamu-sekalian harus selalu kudus, karena Aku kudus” (Imamat 11:44-45).
Sesuai dengan sifat kudus Allah, Allah harus membenci dosa. “MataMu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman” (Habakuk 1:13). “Allah kita adalah api yang menghanguskan” (Ibrani 12:29). “Adalah hal yang menakutkan jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup” (Ibrani 10:31). “Kamu-semua harus mengejar … kekudusan, tanpa dia tidak ada seorangpun akan melihat TUHAN” (Ibrani 12:14).
Walaupun standar kasat-mata milik kita hanyalah berupa kehendak Allah yang dinyatakan (di dalam Firman Allah), kita mengerti norma etika seperti yang terkandung secara mutlak dari sifat kudus dari Allah Sendiri. Yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah, secara mutlak, karena Allah adalah kudus. Kita memiliki pengetahuan tentang apa yang benar dan tentang apa yang salah karena karakter kudus Allah yang telah dinyatakan melalui kehendak kudusNya dalam Hukum Taurat yang kudus seperti tercantum dalam Kitab-kitab Suci.
http://febc.edu.sg/assets/pdfs/febc_press/Theology_for_Every_Christian.pdf
|
|||
Last Updated on Thursday, 18 August 2011 16:23 |