PRASYARAT UNTUK PENGENALAN AKAN ALLAH PDF Print E-mail
Written by Buswell, T Tow & J Khoo   
Wednesday, 17 August 2011 22:27

 

PRASYARAT UNTUK PENGENALAN AKAN ALLAH


A Systematic Theology

In the

Reformed and Premillennial Tradition

of J Oliver Buswell

By

Timothy Tow and Jeffrey Khoo

 

 


diterjemahkan oleh Peter Yoksan

Teologia adalah studi tentang Allah. Suatu studi tentang perlakuan Allah terhadap manusia yang telah Ia ciptakan tetapi yang telah jatuh ke dalam dosa. Studi tentang Allah dan studi tentang manusia (studi tentang manusia tidak dapat dipisahkan dari studi tentang Allah) dan studi ini merupakan hikmat sejati, demikianlah pesan Calvin. Kita menambah pernyataan ini bahwa mereka (studi tentang Allah dan studi tentang manusia) adalah puncak (apex) dari segala pengetahuan. Kedua studi ini adalah strata tertinggi dari pembelajaran, jauh lebih tinggi daripada “ilmu pernyamukan (mosquitology),” yang walapun penting dalam pemberantasan malaria dan denggi (demam berdarah). Studi tentang Allah dan studi tentang manusia mempimpin kita kepada Putra Tunggal Allah, Yesus Kristus, Perantara (mediator) antara Allah dan manusia, yang olehNya kita diselamatkan (1 Timotius 2:5). Alkitab adalah buku milik Allah untuk manusia, buku teks untuk kesalamatan kita (2 Timotius 3:14-17).


 

Teologia tidak seperti ilmu pengetahuan manapun. Teologia bukanlah untuk sekedar dipelajari seperti pembelajaran cabang ilmu pengetahuan manapun. Teologia tidak dapat ditempatkan di bawah mikroskop supaya mata dapat mengadakan penelitian. Tetapi teologia haruslah dilihat dengan kaca-mata iman. Semboyannya bukanlah “dengan melihat kita percaya (seeing is believing)” tetapi “dengan percaya kita melihat (believing is seeing)” adalah metode teologia (Yohanes 20:29).

 


“Sekarang iman adalah dasar dari hal-hal yang diharapkan, dan bukti dari hal-hal yang tidak nampak. Karena dengan iman para penatua mendapatkan lapor-baik. Melalui iman kita mengerti bahwa alam-semesta telah diciptakan oleh Firman Allah, sehingga hal-hal yang kita lihat tercipta dari hal-hal yang tidak kita lihat” (Ibrani 11:1-3). Dengan iman, pengajaran (doktrin) Tritunggal Kudus melampaui (transenden) prinsip-prinsip matematika. Dengan iman, doktrin Kelahiran Kristus lewat gadis-perawan haruslah diajarkan dengan cara penuh hormat-penyembahan. Teologia bukan hanya suatu ilmu-pengetahuan, tetapi suatu “meta-science,” jika kita diizinkan menggubah sebuah kata baru.

 

 

Tidak ada manusia yang dapat masuk ke dalam studi teologia kecuali dia adalah seorang yang telah lahir baru. “Kecuali seorang dilahirkan kembali, dia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” (Yohanes 3:3). “Tetapi manusia alamiah (natural man) tidak menerima hal-hal milik Roh Allah: karena hal-hal ini adalah suatu kebodohan untuk mereka: mereka tidak mengenal hal-hal ini, karena hal-hal ini (hanya dapat) diselidiki secara rohani” (1 Korintus 2:14). “Jadi iman timbul melalui pendengaran, dan pendengaran akan Firman Allah” (Roma 10:17). Iman adalah percaya kepada Allah melalui FirmanNya.


 

Orang Kristen KTP (nominal) dapat saja belajar di sebuah seminari liberal dan modernistik dan mendapatkan gelar Ph D dalam teologia. Tetapi mereka akan tamat sebagai orang-orang yang berkhotbah tentang diri mereka-sendiri, bukan Kristus TUHAN. Mereka akan menjadi tuan atas jemaat mereka dengan gagasan-gagasan sombong mereka, “bahkan menyangkal TUHAN yang telah membeli mereka, dan membawa kepada diri-mereka-sendiri kehancuran kilat” (2 Petrus 2:1). “Karena kami berkhotbah bukan tentang diri-kami-sendiri, tetapi Kristus Yesus TUHAN; dan kami-sendiri [adalah] budak-budak [doulos: tunggal; doulous: jamak akusatif] kamu-semua untuk [kemuliaan] Kristus” (2 Korintus 4:5) adalah titik-perhatian saleh kita. Jadi, adalah sangat penting bahwa kita menguji kesaksian-hidup dari pengajar teologia. Bukan hanya dia harus telah lahir baru, dia juga harus telah mendapatkan mandat untuk mengajar, seperti Timotius dari Paulus, “Dan hal-hal ini yang engkau telah dengar dariku di antara banyak saksi, hal yang sama percayakanlah kepada manusia-manusia setia, dan [kepada mereka] yang cakap mengajar orang-orang lain” (2 Timotius 2:2).

 


Adalah teramat penting untuk seorang guru teologia untuk diteliti secara menyeluruh sebelum ia dapat diterima sebagai dosen Sekolah Tinggi Alkitab dan seminari manapun. “Tidak tahukah kamu bahwa sedikit ragi mengkhamirkan seluruh adonan?” (1 Korintus 5:6). Seminari Fuller yang didirikan pada tahun 1947 oleh Charles Fuller pada saat Zaman Kebangunan model-kuno telah menyerah kepada liberalisme hanya dalam waktu beberapa tahun saja. Seminari Princeton, walaupun telah terbukti kuat dalam iman mulai dari saat pendiriannya di tahun TUHAN 1812, akhirnya jatuh di tahun TUHAN 1929, meskipun J Gresham Machen [ada di sana].


 

Apa yang membuat teologia jauh lebih tinggi daripada pembelajaran cabang ilmu pengetahuan manapun adalah pengajaran tingkat lebih tinggi oleh Roh Kudus. “Tetapi kamu-semua memiliki perintah dari Yang Kudus, dan kamu-semua mengetahui semua hal” (1 Yohanes 2:20). “Tetapi pengurapan yang kamu-semua telah terima dari Dia yang tinggal di dalam kamu, dan kamu-semua tidak perlu seorangpun mengajari kamu: tetapi pengurapan yang sama berfungsi mengajar kamu segala hal, dan ini adalah kebenaran, dan bukanlah suatu kebohongan, dan bahkan karena pengurapan telah mengajari kamu, kamu-semua harus tinggal di dalam Dia” (2 Yohanes 2:27).

 


Bagaimana caranya kita mendapatkan perintah dari Yang Kudus? Bagaimana kita mendapatkan pengurapan yang kita perlukan, bukankah ada orang yang telah mengajari kita? Hal ini adalah dengan menjadi seorang pelajar saleh Alkitab, dengan menjadi seorang pembaca Alkitab secara teratur siang dan malam, dan dengan merenungkannya, sehingga kita dapat dimampukan untuk membandingkan “hal-hal rohani dengan hal-hal rohani” (1 Korintus 2:13). Dr John Sung membaca Alkitabnya 11 pasal setiap hari dan 13 pasal pada hari TUHAN; sehingga kuasa dari khotbahnya telah membawa beberapa ratus ribu orang kepada Kristus. (Untuk lebih mengetahui tentang John Sung, bacalah John Sung Guruku oleh Timothy Tow). Demikianlah pemazmur bersaksi, “Ya betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. Perintah-perintahMu telah membuat aku lebih bijaksana daripada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. Aku lebih berakal budi daripada semua pengajarku, sebab kesaksian-kesaksianMu kurenungkan” (Mazmur 119:97-99).


 

Bagaimana Calvin melebihi pelajar teologia lainnya? Melalui pengetahuan yang lebih unggul tentang Alkitab yang bersinar di seluruh bagian bukunya Institut Agama Kristen. Dia lebih bersinar daripada semua teolog lainnya karena ia adalah seorang teolog Alkitabiah.

 


Dr William Lyon Phelps dari Universitas Yale telah berkata, “Sebuah pengetahuan Alkitab tanpa pendidikan Perguruan Tinggi adalah lebih baik daripada suatu pendidikan di Perguruan Tinggi tanpa [pengetahuan] Alkitab.” Kami harus mendorong kamu, walaupun tidak memiliki gelar dari Perguruan Tinggi, untuk mengambil bagian dalam pembelajaran teologia secara benar. Dalam kata-kata Paulus untuk menghibur Timotius yang masih muda, “Dan bahwa dari kecil engkau telah mengenali Kitab-kitab Suci[1], yang dapat membuat kamu bijak kepada keselamatan melalui iman yang ada di dalam Kristus Yesus” (2 Timotius 3:15). “Alkitab memiliki segala-sesuatu yang diperlukan oleh orang Kristen” (McIntire).


 

 


 

 

[1] Terjemahan dari Scirptures karena terdapat 66 Kitab dalam Alkitab maka disebut Kitab-kitab Suci atau Perpustakaan Mini yang terdiri dari 66 buku yang disebut Kitab-kitab Suci (keterangan dari penerjemah).

 

 

http://febc.edu.sg/assets/pdfs/febc_press/Theology_for_Every_Christian.pdf

Last Updated on Saturday, 20 August 2011 17:33
 
Share