Yesus Duduk di Samping Kotak Kolekte PDF Print E-mail
Written by Pdt Elyakin Phang Khin Sui   
Saturday, 01 September 2012 12:56

 

Ringkasan Khotbah 26 Agustus 2012


Yesus Duduk di Samping Kotak Kolekte

Markus 12:41-44

Oleh: Pdt. Elyakin Phang


Markus 12 mencatat kunjungan Yesus yang terakhir ke Yerusalem. Setelah itu Ia akan disalibkan. Pada bagian ini juga disinggung dua hal mengenai harta. Yang pertama adalah tentang boleh-tidaknya membayar pajak kepada pemerintah Roma. Yesus mengatakan kita wajib membayar pajak kepada pemerintah. Yang kedua adalah tentang persembahan. Kita diperintahkan untuk memberikan 10% dari seluruh pendapatan kita. Artinya 10% dari pendapatan kita adalah milik Tuhan. Sedangkan di dalam hal waktu,  1/7 adalah milik Tuhan. Artinya kita bekerja selama 6 hari dari hari Senin sampai hari Sabtu maka pada hari Minggu kita harus khususkan untuk Tuhan. Hukum ke-4 memerintahkan “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.” Jika kita tidak datang untuk beribadah pada hari Tuhan itu artinya kita mencuri waktu Tuhan. Dan jika kita tidak memberikan persembahan perpuluhan itu artinya kita mencuri uang Tuhan.


Setelah Yesus mengalami perdebatan dengan orang Farisi, maka Ia beristirahat di Bait Allah. Pada salah satu bagian Bait Allah terdapat 13 peti persembahan yang berlapis emas yang bentuknya seperti terompet. Pada saat itu Yesus mengawasi bagaimana orang-orang memberikan persembahan. Lalu datanglah seorang janda  miskin yang memberi persembahan hanya dua peser. Yesus langsung memuji persembahan janda miskin itu. Mengapa Yesus menghargai pemberian janda miskin itu? Jawabannya adalah karena:


1. Yesus menilai persembahan kita

Yesus memperhatikan sikap kita dalam memberi persembahan. Ada orang yang memberikan uang yang jelek atau uang palsu ke dalam kantong persembahan. Hal itu tentu saja tidak baik. Persembahan yang diberikan akan mendukung pelayanan gereja. Jika persembahan banyak maka pelayanan dapat berjalan dengan baik karena pelayanan tidak dapat lepas dari uang. Oleh sebab itu setiap minggu kita tidak hanya datang untuk mendengarkan Firman Tuhan tetapi kita juga harus memberikan persembahan. Persembahan adalah bagian dari ibadah (Markus 12:41-44). Uang zaman dahulu terbuat dari logam (emas/perak). Jika persembahannya banyak maka bunyi jatuhnya akan lebih keras bunyi/gemanya. Pada saat janda itu memberikan persembahannya mungkin tidak ada suaranya (uang ringan), tetapi Yesus memuji persembahannya karena ia memberikan paling banyak yaitu dari seluruh nafkah untuk hari tuanya.


2.  Memberi walaupun berkekurangan

Alkitab juga mencatat beberapa persembahan lain, yaitu seorang anak kecil yang memberi persembahan 2 roti dan 5 ikan  sehingga 5000 orang (laki-laki dewasa) dapat makan kenyang dan sisa 12 bakul. Maria juga memberikan persembahan dengan menuangkan minyak narwastu yang mahal harganya ke kepala Yesus. Dalam hal ini, janda tersebut tidak hanya tua namun juga miskin. Seharusnya ia yang dipelihara gereja. Namun ia memberikan semua uangnya. Di dalam kemiskinan dan kekurangannya ia telah memberikan persembahannya untuk Tuhan.


3. Memberi dengan sukacita

Janda miskin itu tidak sedih setelah memberikan semua nafkahya. Ia juga tidak malu dengan persembahannya yang sedikit. Yesus memperhatikan kualitas dan kuantitas setiap persembahan kita. Ketika semua uangnya telah dipersembahkan janda itu tidak merasa kuatir karena dia berpengharapan  bahwa Tuhan akan menjaganya. Yesus mendorong kita untuk memberikan persembahan waktu dan uang kita. Memberi persembahan harus dengan rela san sukacita.

Diringkas oleh Elisabet Cong,, diedit oleh Pipit MJ

 

Last Updated on Saturday, 01 September 2012 13:00
 
Share