40 Perumpamaan Yesus dalam 7 Kategori: I. Allah Mengajar bahwa Ia Itu Baik: Mengampuni Dosa Manusia & Memberi Anugerah PDF Print E-mail
Written by Peter Yoksan   
Saturday, 16 February 2013 09:53

 

Ringkasan Khotbah 10 Februari Tahun TUHAN 2013


40 Perumpamaan Yesus dalam 7 Kategori:

I. Allah Mengajar bahwa Ia Itu Baik: Mengampuni Dosa Manusia & Memberi Anugerah

Matius 18:21-35

Oleh: Gembala Sidang Peter Yoksan


Perumpamaan adalah: 1) kisah setempat/lokal/jasmani/sehari-hari tetapi mengajarkan kebenaran secara universal/global/rohani/abadi dan berlaku untuk segala tempat dan segala abad; 2) terdapat kata ”seperti” atau ”pada suatu ketika”; 3) bertujuan untuk mengajarkan kebenaran kepada murid-murid tetapi menyembunyikan kebenaran itu dari mereka yang tidak mau percaya (Matius 13:13 adalah penggenapan dari Yesaya 44:18).


Di dalam Injil Matius, Yesus baru mulai mengajar murid-murid-Nya dengan menggunakan perumpamaan pada pasal ke-13, hal itu dikarenakan pada saat itu para pemimpin orang Yahudi telah berkali-kali menolak Yesus. Ada 40 perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus di dalam 3 Injil Sinopsis (Matius, Markus dan Lukas: Injil Yohanes tidak mencantumkan pengajaran dengan Perumpamaan) dan mereka dapat dikelompokan kedalam 7 kategori:

1) Allah mengajarkan bahwa Ia itu baik: mengampuni dosa-dosa manusia dan memberikan hadiah anugrah keselamatan (perumpamaan tentang pengampunan dalam Matius 18:21-35);

2) Allah menyatakan kebaikan-Nya melalui perbuatan anak-anak-Nya (perumpamaan  tentang pria Samaria yang baik jantung - Lukas 10:25-37)

3) Allah menyatakan hikmat-Nya ( pelaku Firman Matius 7);

4) Allah menilai hidup manusia: apakah sesuai hikmat-Nya atau tidak (tentang talenta - Matius 25:14-30);

5) Allah mengajar anak-anak-Nya tentang doa (Lukas 11:1-13 & Lukas 18:1-8);

6) Allah menyatakan diri-Nya adalah Hakim (Matius 13);

7) Allah mengajarkan tentang Gereja-Nya dan Kerajaan-Nya (tentang biji sesawi - Matius 13:31-35).


Hari ini kita belajar kategori pertama yang terdapat di dalam Matius 18:21-35 yaitu tentang ”Diampuni Tetapi Tidak Mau Mengampuni”. Pertus bertanya kepada Yesus, ”Tuhan berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia  berbuat dosa terhadap aku? Sampai tuhuh kalikah?” Yesus berkata, ”Bukan!” Bukan sampai tujuh kali, melainkan tujuh puluh kali tujuh kali”.  Artinya berapakalipun orang bersalah asal bertobat, akan diampuni. Kemudian Yesus mengajar tentang  pengampunan melalui perumpamaan seorang raja. Matius 18:21-35 dapat dibagi menjadi 4 bagian: (Perumpamaan ini memperjelas pengajaran TUHAN YESUS di atas Bukit tentang Doa Bapa Kami: ampunilah dosa (dalam bahasa Yunani bukan dosa tetapi hutang-hutang) kami seperti kami juga mengampuni hutang-hutang orang lain!


(10.000 Talenta: 1) Talenta adalah satuan yang besar jika sekarang dapat kita samakan seperti satu Triuliun dan ini melambangkan betapapun besar dosa kita jika kita bertobat maka darah Kristus dapat menghapuskan dosa amat besar yang kita telah lakukan. Ini mengajarkan betapa besarnya MUTU/Kualitas pengampunan Allah karena darah Yesus tak-ternilai harganya; 2) jumlah 10.000 (sepuluh ribu) dikaitkan dengan talenta itu juga jumlah yang sangat fantastis. Saat ini orang terkaya di dunia memiliki kekayaan kurang lebih 100 milyard dollar Amerika Serikat dan tidak ada yang pernah punya kekayaan katakanlah 10.000 (sepuluh ribu) milyard dollar USA. Jadi TUHAN YESUS di sini mengajarkan bahwa berapa kalipun kita berdosa kepadaNya dan jika kita bertobat dan minta ampun maka kita juga akan diampuni sebab darahNya yang telah tercurah di atas kayu salib bukit Calvary dapat menghapuskan betapa seringnya kita berdosa kepada Allah. Pada saat sebelumnya Yesus mengatakan kepada Petrus angka 70 x 7 kali harus mengampuni orang yang bertobat.)


1. Raja menyelesaikan masalah hutang dengan para hambanya (ay 23-27)

Raja mengumpulkan para hambanya, didapatilah seorang hamba yang berhutang sangat besar yaitu  10.000 talenta (dapat disamakan dengan 10.000 triliun) padanya. Raja meminta hamba itu melunaskan hutangnya  namun hamba itu tidak akan mampu melunasinya meskipun ia harus menjual seluruh kepunyaannya termasuk dirinya beserta anak dan istrinya. Ia lalu memohon raja untuk memberikan waktu agar ia dapat melunasi hutangnya itu. Hati raja menjadi iba. Raja  berbelas-kasihan dan menghapuskan seluruh hutang hamba itu. Dosa/hutang yang sebesar apapun asal bertobat akan diampuni.


2. Hamba yang telah dihapus hutangnya menyelesaikan masalah hutang dengan sesamanya (ay 28-31)

Setelah Raja menghapuskan seluruh hutangnya, hamba itu bertemu dengan  hamba lain yang berhutang padanya 100 dinar. Karena temannya itu belum mampu melunaskan hutangnya, ia menangkap dan mencekik temannya. Meskipun temannya meminta diberikan waktu supaya ia dapat melunaskan hutangnya namun ia tidak berbelas-kasihan dan memasukan temannya itu kedalam penjara.


3. Raja membatalkan pengampunannya karena hamba itu jahat/tidak berbelas-kasihan (ay 32-34)

Raja mendengar apa yang telah dilakukan oleh hamba itu kepada hamba lainnya lalu membatalkan penghapusan hutang hambamya itu karena hamba itu tidak berbelas-kasihan kepada sesamanya.


4. Kita harus saling mengampuni (ay 35)

Pada ayat terakhir ini Yesus menjelaskan bahwa Allah Bapa di sorga juga akan memperlakukan kita sama seperti hamba yang hutangnya telah dihapuskan oleh rajanya itu. Seperti doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus, kita harus mengampuni kesalahan orang lain supaya Bapa di sorga juga mengampuni kita. Allah telah mengaruniakan kita Putra-Nya yang tunggal untuk membayar/menebus hutang dosa kita kepada-Nya, sehingga kita memperoleh anugerah keselamatan. Tetapi apabila kita tidak mau mengampuni kesalahan sesama kita maka Allah akan menghukum kita sama seperti raja yang mencabut keputusannya untuk menghapuskan seluruh hutang hambanya itu dan akan menjatuhkan hukuman atas diri kita.


Pertobatan adalah syarat utama pengampunan. Di dalam disiplin gereja, supaya pihak yang bersalah dapat bertobat maka hendaklah kita: 1) tegur dia secara 4 mata;  2) jika ia masih tidak mau bertobat maka bawa 1 atau 2 orang yang dekat dan mengasihinya untuk menasehatinya; 3) beri tahu pemimpin gereja; 4) umumkan jika masih tidak mau bertobat; 5) mengekskomunikasikan dia adalah jalan terakhir yang harus dilakukan.

 

Tujuan dari disiplin gerejawi ini adalah untuk membuat orang berdosa bertobat dan juga mengajarkan kepada jemaat supaya jangan terjebak dosa yang sama.


 

(Diringkas oleh Indriyanti, diedit oleh Pipit MJ)

Last Updated on Saturday, 16 February 2013 10:11
 
Share