Bendarahara yang Tidak Jujur (Lukas 16:1-9) PDF Print E-mail
Written by Peter Yoksan   
Friday, 07 June 2013 17:49

Ringkasan Khotbah 2 Junii 2013


40 Perumpamaan Yesus dalam 7 Kategori: III. Allah Mengajarkan Hikmat-Nya:

Bendarahara yang Tidak Jujur (Lukas 16:1-9)

Oleh: GI Peter Yoksan


Perumpamaan yang akan kita pelajari hari ini adalah perumpamaan ke 10 dari 40 perumpamaan Yesus yaitu perumpamaan tentang bendahara yang tadak jujur yang dapat kita bagi menjadi 4 bagian, yaitu:


1. Percakapan Privat (ayat 1-2) Ada seorang majikan yang kaya raya dan mempunyai banyak tanah. Majikan itu mempercayakan segala harta milik kepunyaannya (seperti hal sewa-menyewa tanah dll) kepada seorang bendahara yang lebih tepatnya disebut sebagai manager. Suatu hari majikan itu menemukan bahwa managernya itu tidak jujur dan ia kemudian memanggil manager itu untuk meminta tanggung jawabnya. Pembicaraan antara majikan dan manager itu terjadi secara privat yaitu secara empat mata, hanya majikan dan manager itu yang tahu.

 


2. Percakapan Diri Sendiri (ayat 3-4) Percakapan ini dilakukan oleh sang manager kepada dirinya sendiri setelah ia selesai menemui majikannya. Percakapan ini meskipun dilakukan di dalam hati nurani sendiri, namun Tuhan juga mengetahuinya. Dia mulai berkata-kata sendiri di dalam hatinya bahwa dia jikalau dia dipecat oleh majikannya maka untuk menyangkul ia tidak bisa dan untuk meminta-minta dia malu maka mulailah dia membuat rencana di dalam hatinya supaya nanti kalau dia dipecat dia bisa tetap dapat makan dan memiliki tempat tinggal.

 


3. Percakapan dengan Penyewa Tanah/Penghutang Majikannya (ayat 5-7)

Lalu manajer itupun mulai berbicara kepada para penyewa tanah/penghutang yang berhutang kepada majikannya dengan menyewa tanah majikannya untuk menanam pohon zaitun dan gandum sehingga mereka harus membagi hasil panen mereka kepada pemilik tanah. Kepada penyewa yang berhutang 100 tempayan minyak zaitun, manager itu merubah surat hutangnya menjadi 50 tempayan minyak zaitun. Kepada yang berhutang  100 pikul gandum diubah menjadi 80 pikul gandum. Karena perbuatannya itu, manager ini membuat para penghutang/penyewa tanah ini memuji kebaikan dia dan kebaikan majikannya dan mereka juga merasa berhutang jasa kepada manager ini sehingga pada saat ia dipecat oleh majikannya maka ia akan mendapatkan simpati dari para penyewa tanah sehingga ia tidak perlu kuatir akan hidupnya. Majikannya juga tidak akan berani membongkar perbuatan dia yang telah memotong hutang para penyewa tanah karena itu juga sudah membawa nama baik bagi majikan itu sendiri.

 


4.    Pelajaran Rohaninya (ayat 8-9)

Manager itu mendapatkan pujian dari majikannya karena ia sendiri juga memperoleh nama baik oleh perbuatan licik manager itu. Jadi bukan Yesus yang memuji manager itu karena Allah tidak pernah memuji perbuatan yang tidak jujur. Ini juga tidak mengajarkan kita supaya berbuat licik untuk mendapatkan ketentraman/jaminan hidup. Melalui perumpamaan ini kita diajarkan 5 hal : a) Orang yang tidak percaya itu lebih berhikmat daripada orang percaya. Sebagaimana majikan itu menuntut pertanggung-jawaban managernya maka suatu hari Allah juga akan menuntut pertanggungjawaban kita. Suatu hari Allah memanggil kita satu persatu yaitu secara privat (4 mata) menanyakan apa yang telah kita pikirkan, katakan dan lakukan atas segala yang telah Allah percayakan pada kita. b) Mana yang lebih penting jasmani atau rohan? Majikan itu  memuji manager karena sang manager mempunyai hikmat untuk memikirkan masa depannya. Demikian juga degan kita. Apa yang kita lihat dan rasakan sekarang hanyalah sementara. Adakah kita juga mementingkan masa depan kita, namun bukan masa depan jasmani melainkan masa depan rohani yaitu masa depan yang kekal di dalam Firman Tuhan. Carilah Firman Tuhan, bukan hanya cari uang; c) Setia dalam perkara kecil (ayat 11-13). Yesus mengatakan kalau kita setia dalam perkara kecil, maka perkara yang lebih besar akan dipercayakan kepada kita. Di dunia ini sebenarnya tidak ada yang namanya perkara besar karena semua perkara besar itu terdiri dari unsur perkara kecil. Prinsip terbaik melakukan suatu pekerajaan adalah 3F: 1) First, yaitu mengutamakan pekerjaan mana yang lebih penting untuk dikerjakan terlebih dahulu; 2) Fast, yaitu harus mengerjakan dengan cepat; 3) Fine, bukan hanya cepat tetapi hasilnya harus baik.  Jangan meremehkan hal kecil: ajarilah anak-anak kecil sedini mungkin firman dan doa, peduli orang lain dan awal ke gereja; d) Harus pandai memilih Mamon atau Allah; e) Gunakanlah Jiwa Raga Harta kita untuk Allah. Nabal (I Sam 25) tidak mau menggunakan hartanya untuk membantu Daud akhirnya ia mati mendadak. Demikian juga dengan orang kaya yang bodoh (Lukas 12). Jikalau kita percaya kepada Allah akan tetapi kita tamak/rakus terhadap harta maka suatu hari kita akan jatuh seperi Yudas Iskariot, Demas, Ananias dan Safira. Kita harus menggunakan, jiwa, raga, dan harta kita untuk melayani Tuhan.

 


 

Diringkas oleh Rudy Rus, diedit oleh Pipit MJ

Last Updated on Friday, 07 June 2013 17:52
 
Share