Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. (Rom 8:1-2) |
Hakim Yang Jahat dan Janda (Perumpamaan ke-28) |
![]() |
![]() |
![]() |
Written by Peter Yoksan | |||
Friday, 07 February 2014 09:51 | |||
Ringkasan Khotbah 19 Januari 2013 40 Perumpamaan Yesus dalam 7 Kategori: V. Allah Mengajar Anak-Anak-Nya Tentang Doa: Hakim Yang Jahat (Perumpamaan ke-28) - Lukas 18:1-8 Oleh: GI Peter Yoksan Dalam perumpamaan ke-28 dari Lukas 18:1-8 ini Yesus mengatakan tentang seorang janda dan hakim yang tidak adil. Yesus menginginkan kita sebagai orang percaya jangan sampai menjadi tawar hati di dalam: 1. Berdoa (janganlah jemu dan lesu dalam doa); 2. Berbuat baik (Gal 6:10, 2 Tes 3:13); 3. Membesuk (Ams 27:23); 4. Pengabaran Injil. Thema lain untuk khotbah ini terdapat di dalam ayat 1b, yaitu: “Selalu Berdoa Tanpa Henti dan Jangan Jemu-Jemu”. 5S dalam berdoa: 1. Sapa BAPA; 2. Sesal dosa; 3. Syukur atas anugerah keselamatan; 4. Saudara/sahabat baru diri sendiri didoakan; 5. Selesaikan/sahkan dalam nama Yesus (Yoh 16:26). Doa merupakan komunikasi 2 arah: 1. ALLAH berbicara kepada kita. Allah terlebih dahulu berbicara kepada kita melalui Firman-Nya (Alkitab). Dengan rajin membaca Alkitab maka kita akan mengetahui bagaimana cara untuk berkomunikasi dengan Allah (berdoa) sehingga kita dapat mengatahui apa yang Allah kehendaki dalam hidup kita; 2. Kita berbicara kepada Allah. Yang harus dilakukan pada saat kita berdoa adalah: 1. Minta ampun (Luk 18:9-14); 2. Mengucap syukur (Roma 1:8); 3 Bertanya kepada Allah apa yang Ia kehendaki untuk kita lakukan (Maz 13:3 & Why 6:10); 4. Meminta-mencari-mengetuk (Mat 7:7).
Isi dari Lukas pasal 17 dan 18 bukan hanya tentang doa tetapi juga tentang kerajaan Allah. Yesus sedang menjawab pertanyaan orang-orang Farisi tentang kerajaan Allah (Luk 17:20). Pertanyaan yang sama juga diajukan oleh para murid dalam Luk 17:37. Baik orang Farisi maupun para murid sama-sama menantikan kerajaan Allah. Begitu juga kita saat ini, maka dari itu dalam Wahyu 22:20 kita diajak untuk senantiasa berdoa dalam menantikan kerajaan Allah. Lukas 18:1-8 dapat dibagi menjadi 12 bagian, yaitu: 1. Berdoa jangan jemu; 2. Di dalam perumpamaan ini ada 3 unsur di dalamnya yaitu: kota tertentu, hakim tertentu dan janda tertentu; 3. Ada seorang hakim yang kuat dan berkuasa; 4. Hakim ini tidak takut pada Tuhan dan tidak perduli dengan sesama; 5. Ada seorang janda yang lemah dan tertindas; 6. Hak janda ini di tahan/dirampas; 7. Janda ini tidak jemu datang kepada hakim yang tidak adil; 8. Melalui perumpamaan ini kita dapat belajar sifat Allah yang maha kuasa dan panjang sabar; 9. Allah segera membenarkan orang-orang pilihan-Nya; 10. Allah belum menghukum dunia hingga saat ini karena kepanjangsabaran-Nya, Ia mau agar semua manusia bertobat; 11. Kita jangan sampai lupa bahwa Yesus pasti akan datang untuk yang kedua kalinya (Luk 18:8); 12. Pada saat kedatangan-Nya nanti, Ia ingin mengetahui ada berapa banyak manusia yang percaya kepada-Nya.
Janda dalam perumpamaan ini sudah berkali-kali datang kepada hakim itu untuk meminta bantuan, tetapi hakim itu tidak juga mau membantu. Kemungkinan hakim ini tidak mau membantu karena: 1. Janda ini tidak mendatangkan keuntungan baginya; 2. Janda ini bukan orang berpengaruh di kota itu; 3.Janda ini tidak ada backing. Kemungkinan dari masalah yang sedang dihadapi janda ini: 1.Haknya tidak diberikan/direbut oleh orang lain; 2. Haknya berkenaan dengan harta warisan. Yesus mengajarkan kita perumpamaan ini agar kita berdoa secara terus-menerus. Allah menjawab doa kita bukan sesuai dengan apa yang kita minta, tetapi Ia menjawab yang TERBAIK menurut kehendak-Nya. Dari jawaban atas doa-doa tersebutlah kita dapat belajar bahwa karakter Allah adalah pemberi keadilan.
Dalam Keluaran 18, untuk membantu Musa memimpin 2 juta orang Israel, Allah melalui Yitro mertuanya meminta agar Musa memilih beberapa orang yang terdidik dalam Firman, menunjukan kepada mereka jalan yang Tuhan kehendaki dan menguraikan tugas buat mereka. Tetapi sebelum mereka dipilih sebagai pemimpin mereka haruslah diuji dahulu apakah mereka taat dan takut Tuhan, apakah mereka benar-benar dapat dipercaya, dan apakah mereka tidak akan menerima suap. Setelah teruji barulah mereka dipilih menjadi pemimpin atas 1000, 100, 50, dan 10 orang. Inilah sejarah “Hakim” yang pertama yang mewakili Allah di dunia ini. Sebagai hakim mereka memiliki kuasa yang berasal dari Allah. Di dalam Alkitab orang yang digolongkan sebagai orang lemah adalah orang asing, janda, dan yatim, yang dapat kita lihat di dalam: 1) Maz 68:6 (Allah adalah Bapa untuk yatim dan Hakim untuk janda). Mereka secara khusus dilindungi Allah (Kel 22:22, Ul 10:18; Ams 15:25; Mz 146:9). 2.Ul 14:29; 24:19-21; 2) Maz 26:12-13; 16:11-14 (Tahun ke tiga perpuluhan khusus untuk mereka); 3) Yes 1:17-18; Yer 7:6; 22:3 (TUHAN memberkati orang yang membantu janda dan yatim); 4) Kel 22:22; Zakh 7:10; Ayub 24:3; Maz 94:6; Mal 3:5 (TUHAN menegur & menghukum yang menyakiti janda dan yatim). 5) Mar 12:42; Luk 7:11; 20:47; 21:2-3 (Kristus berbelas-kasihan pada mereka); 6) KPR 6 (Terlupakan tetapi setelah itu dibantu). 7.Yak 1:27 (Ibadah sejati mengunjungi janda & yatim).
Pada masa Yesus melayani,terdapat banyak janda di antara orang Israel. Mereka menjadi janda mungkin karena suami mereka mati dalam perang atau mati karena penyakit. Hidup janda pada saat itu sangatlah susah karena tidak adanya pekerjaan untuk mereka. Janda yang ada dalam perumpamaan ini ingin mendapatkan haknya. Satu-satunya jalan ialah meminta keadilan kepada hakim, tetapi hakim yang ada di kota itu adalah hakim yang jahat dan tidak memperdulikan permasalahannya. Ini memberitahu kita bahwa janda itu memerlukan jalan keluar. Perumpamaan ini mengajarkan kita bahwa sesuatu yang kita pikir tidak mungkin terjadi, tetapi apabila kita berdoa memohon Allah tanpa jemu, maka yang tidak mungkin dapat menjadi mungkin. Itulah rahasia “DOA.” Di dalam Lukas pasal 11 & 18 ada 3 perumpamaan tentang DOA mengajarkan: 1) Jangan berputus asa dalam doa (Luk 18:1-8); 2) Berdoa untuk pengampunan dosa (Luk 18:9-14); 3) Jangan malu ketika meminta (Luk 11). Di dalam berdoa kita harus memiliki sifat “Panjang Sabar.” Untuk menjadi orang percaya yang panjang sabar dapat dilihat di Luk 18:7 & Yak 5:19. Kita harus berpanjangsabar karena: 1. Kita sedang menantikan kedatangan Yesus yang ke-2 kali; 2. Setelah kedatangan-Nya kembali, Ia akan memberikan hadiah atas kesabaran kita; 3. Dengan berpanjangsabar, kita dapat belajar karakter/sifat-sifat Tuhan; 4. Tuhan telah memberi contoh melalui hamba-hambanya yang panjang sabar di dalam Alkitab; 5. Tuhan akan memberikan kita berkat yang terbaik; 6. Tuhan mempunyai tujuan di dalam hidup kita.
Hakim itu tidak adil karena: 1. Ia tidak beribadah kepada Tuhan; 2. Ia tidak bersimpati kepada sesama; 3. Kefasikan adalah jalan hidup yang dia pilih. Di dalam II Taw 19:5-6 Raja Yosafat mengutus hakim-hakim ke seluruh penjuru kerajaan untuk memutuskan perkara-perkara yang ada sesuai dengan hukum Allah. Berbeda dengan hakim pada zaman Yesus yang bernama Diane Gezelot (“Hakim Hukum”) yang diganti menjadi Diane Gezerot (“Hakim Merampok”). Hakim dalam perumpamaan ini didatangi berkali-kali oleh janda yang memohon bantuan. Walaupun pada awalnya hakim ini tidak ingin membantu tetapi karena janda ini terus-terusan datang di depan pintu rumahnya dan menangis maka iapun membantu janda itu karena ia tidak mau terus-terusan diganggu dan mendapat malu.
Janda dalam perumpamaan ini menggambarkan kita orang percaya yang menantikan kedatangan Yesus yang ke-2 kali. Yesus ingin kita untuk bersabar di dalam menantikan kedatangan-Nya dan berdoa senantiasa dengan tidak jemu-jemu karena Allah berbeda dengan hakim yang jahat ini. Allah adalah hakim yang adil, yang senantiasa memberikan yang terbaik buat kita, Ia penuh rahmat (Maz 119:64) dan akan memberikan hadiah atas penantian kita. Di dalam Dan 6:10 orang Yahudi membatasi diri dengan hanya 3 kali berdoa dalam sehari tetapi Firman Tuhan mengajarkan kita (I Tes 5:17; Roma 12:12; II Tes 1:11) untuk “Selalu Berdoa Tanpa Henti dan Jangan Jemu-Jemu.”
Diringkas oleh Indiriyanti
|
|||
Last Updated on Friday, 07 February 2014 09:53 |